Mungkin diantara pembaca ada yang pernah dengar soal bedak ini dari nenek, ibu atau ibu dari nenek dst :D, apalagi yang tinggal di daerah Jawa Barat, bedak ini sempat jadi primadona pada jaman dahulu. Diawali dengan ramuan pribadi Siti Marijah yang kemudian setelah teman2nya melihat kemulusan kulit Ibu Marijah, mereka meminta ramuan bedak tsb dan akhirnya hingga Ibu Marijah membuka usaha bedak Saripohatji. Nama Saripohatji diambil dari Sripohaci yaitu Dewi Padi. Usaha ini turun temurun dari tahun 1927 dan hingga saat ini masih terjaga keasliannya, bahkan kemasannya masih persis saat dulu dijual. Pabrik bedak ini saat ini ada di Ciamis.

Bahan-bahan pembuatannya sangat alami terbuat dari oleh karena itu tidak ada efek samping bagi yang menggunakannya. Bahan dasarnya adalah tepung beras yang ditumbuk, dicampur ramuan sejumlah dedaunan seperti daun suji, pandan, daun jambu, daun beungbeureuman, mamangkokkan, dan teklan. Dicampur pula dengan ekstrak Curcuma xanthorriza (temulawak), Curcuma domestica (kunyit), Solanum lycopersicum (tomat), Citrus aurantifolia (jeruk nipis), serta bahan-bahan lainnya yang berasal dari alam. Tak kurang dari empat puluh macam bahan yang digunakan dalam ramuan Saripohatji. (diambil dari pikiran rakyat edisi 22 Juli 2010)

Saya sendiri diceritakan oleh Ibu saya kalau jaman dahulu nenek saya selalu memakaikan bedak itu pada ibu saya dari kecil, dan kondisi kulit Ibu saya dari remaja hingga menikah dan punya anak bahkan lebih bagus dari anak2nya :)), bahkan banyak yang kagum sama kondisi kulit wajahnya (termasuk saya T_T). Tapi semakin kesini bedak ini makin sulit ditemukan, hingga suatu saat saya menemukan bedak ini, tanpa pikir panjang saya pun langsung beli 1 boks (napsu amat yah :))). Benar kata orang, setelah dipakai secara rutin masalah kulit wajah saya berkurang, sebelumnya saya rutin ke dokter kulit dan mengeluarkan biaya perawatan yang tidak sedikit untuk kulit wajah. Namun, krim dari dokter ini membuat saya ketergantungan jadi kalau sudah tidak memakai krim lagi masalah kulit mulai bermunculan lagi. Setelah merasakan sendiri khasiat dari bedak ini saya berniat untuk berhenti ke dokter kulit dan back to nature, kalau ada cara yang alami dan murah ngapain harus pake cara yang mahal dan beresiko :D.